INTISARI

Selama lebih dari satu decade, Junglegold sudah bekerja sama dengan para petani di Bali untuk menghasilkan biji kakao terbaik yang kami gunakan dalam membuat cokelat batang kelas premium. Biji kakao berasal dari kebun para petani dan koperasi kecil yang dekat dari pabrik tempat kami memanggang dan menggilingnya, hingga menghasilkan cokelat terbaik peraih penghargaan. Berada dekat dengan perkebunan memungkinkan kami untuk mempertahankan kualitas terbaik sambil mendukung petani dengan harga premium. Dengan demikian, petani mendapat manfaat dari cokelat kami sebanyak Anda menikmatinya. Karena sepenuhnya berbasis nabati, siapa pun Anda dapat menikmati cokelat Junglegold.

BERMULA DENGAN KAKAO

Ketika kami mulai memproduksi coklat pada 2010, sebagian besar petani tak lagi menanam kakao. Hama merajalela, kualitas kakao buruk, dan harganya jauh di bawah harga pasar. Sedikit sekali petani yang bertahan. Selama dua tahun, kami bekerja tanpa lelah memberikan edukasi kepada petani bagaimana cara terbaik menanam kakao. Model pertanian sederhana namun ramah lingkungan, menggunakan mikroorganisme, pengelolaan hama yang benar, dan menghindari penggunaan bahan kimia. Kami juga mengajari mereka bagaimana teknik pasca panen mulai dari fermentasi, sampai pengeringan dengan sinar matahari, sehingga mampu menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi. Dalam dua tahun itu, petani mampu memproduksi biji kakao dua kali lebih banyak dan lebih berkualitas. Kami pun berani membeli kakao petani dengan harga lebih tinggi, bahkan sampai dua kali lipat dibanding sebelumnya.

MANIS DENGAN GULA BUNGA KELAPA

Gula kelapa terbuat dari bunga kelapa (bukan buah atau daging kelapa). Gula jenis ini lebih sehat daripada gula rafinasi karena glikemik rendah dan mengandung mineral. Tidak seperti gula rafinasi, gula ini juga dibudidayakan dan diproduksi oleh masyarakat lokal yang berlokasi tidak jauh dari pabrik. Pada tahun 2014, Junglegold mulai bekerja sama dengan petani gula kelapa lokal untuk meningkatkan kualitas gula mereka sehingga kami dapat menggunakannya dalam cokelat hitam sebagai pengganti gula rafinasi. Ketika kami memulai hal tersebut, kemurniannya rendah dan kadar airnya terlalu tinggi untuk mesin Junglegold. Seiring waktu, kami dapat meningkatkan kualitas gula dan memasukkannya ke dalam semua resep cokelat hitam Junglegold. Seperti dalam produksi kakao, Junglegold bekerja langsung dengan koperasi lokal dan membeli dengan harga tinggi untuk pemanis alami yang lezat ini.

LEMBUT, COKELAT NABATI

Pada tahun 2017, kami bertanya kepada diri sendiri, apakah cokelat susu benar-benar perlu mengandung susu hewani? Kami kemudian mulai membuat cokelat selembut susu sapi menggunakan bahan-bahan tanaman tropis segar yang tumbuh di sekitar pabrik. Campuran kelapa, kacang mete, dan mentega kakao menghasilkan krim susu nabati yang alami. Kami menyebut cokelat susu non-hewani ini sebagai 'Cokelat Krim'. Dengan beralih dari produk susu hewani ke nabati, Junglegold menginovasi masa depan cokelat sekaligus membantu kehidupan petani lokal. Kami turut serta mendukung kesehatan, perubahan iklim, dan kesejahteraan hewan.

Yuk, coba cokelat Junglegold dan rasakan perbedaannya!

Untuk mengetahui lebih jauh tentang cokelat nabati Junglegold, klik di sini.

WARALABA JUNGLEGOLD

Sejak tahun 2021, kami telah mengembangkan konsep Waralaba Junglegold yang dibangun dengan pengalaman satu dekade memproduksi sekaligus terjun dalam bisnis ritel cokelat. Kami menciptakan konsep toko yang terinspirasi oleh hubungan mendalam antara cokelat dan kopi. Toko baru Junglegold akan menggabungkan berbagai produk cokelat minuman cokelat yang lezat, kopi Bali yang segar, kue kering, makanan penutup, dan es krim. Desain toko akan menciptakan ruang yang nyaman bagi Anda, teman, keluarga atau untuk menikmati saat-saat tenang bersama cokelat yang lezat. Jika Anda tertarik dengan Waralaba Junglegold, silakan hubungi kami (diluncurkan Juni 2022).

DARI POD CHOCOLATE MENJADI JUNGLEGOLD

Pada 2010, kami mulai memproduksi cokelat di Bali dengan merk ‘Pod Chocolate’. Nama ‘Pod’ terinspirasi oleh ‘kakao pod’ dan hasrat besar kami untuk mengedukasi masyarakat tentang proses pembuatan cokelat sesungguhnya sejak dari pohon sampai menjadi cokelat batang.

Setelah satu dekade memproduksi cokelat, kami merasa perlu menghubungkan ulang nilai-nilai utama yang kami pegang. Nama ‘Pod’ rasanya sudah tidak lagi pas dalam mengekspresikan nilai sebagai sebuah merek. Akhirnya, kami kembali ke asal dari semua ini bermula yakni ketika kami pertama kali menginjakkan kaki di hutan Indonesia.

Sesungguhnya, Kakao itu berasal dari hutan di Amerika Selatan. Saking berharganya, suku Aztecs menjadikan cokelat sebagai alat tukar laiknya emas. Nama baru kami, ‘Junglegold’ yang berarti emas hutan, terinspirasi dari sana. Kami mencintai alam dan dengan kepedulian serta keahlian, kami jadikan emas hutan itu dalam bentuk cokelat batang.

Baca press release lengkapnya di sini.

2020-2021 DALAM TINJAUAN

Sebelum pandemi, penjualan kami selalu naik hampir dua kali lipat setiap tahun. Kami juga berencana untuk memperluas pabrik dan meningkatkan kapasitas produksi secara drastis. Namun, pandemi Covid datang. Mengingat ketergantungan besar pada pariwisata, pandemi ini sangat menantang. Dengan penurunan penjualan sebesar 95% pada bulan-bulan awal, kami berusaha keras mengembangkan bisnis online, menjelajahi saluran penjualan baru, dan meningkatkan efisiensi. Periode tahun 2020-2021 tidak akan diukur dengan kesuksesan finansial, namun kekuatan masa depan perusahaan dibangun pada tahun-tahun itu. Kami membeli mesin baru, mengembangkan kemasan baru, merenovasi pabrik, memperbarui gerai, dan membuka toko baru di bandara, sambil mempersiapkan rebranding, ekspor, dan waralaba pada tahun 2022.

Pada tahun 2022, kami kembali ke tujuan ekspansi dan investasi sebelumnya untuk mendukung pertumbuhan di level internasional. Pada saat bersamaan, kami tumbuh sebagai bisnis yang lebih kuat dan lebih efisien, lebih selaras dengan pelanggan, dan terhubung dengan nilai-nilai inti kami.

Team

TOBIAS GARRITT

Co-Founder & CEO, Junglegold Bali (semula Pod Chocolate)
Direktur, PT Bali Coklat

Tobias lahir di Adelaide, Australia dan lulus dari Le Cordon Bleu & the Swiss Hotel’s Association pada tahun 1999 sebelum pindah ke Bali pada tahun 2001. Di Bali lah, ia mendirikan bisnis pertamanya. Setelah menghabiskan 5 tahun di bidang pariwisata, ia menjual bisnisnya pada tahun 2006. Lalu membangun perusahaan dengan berbagai proyek untuk melindungi, dan mendukung hutan serta masyarakat melalui perdagangan karbon, konservasi, dan energi terbarukan.

Tobias menghabiskan 6 tahun berikutnya bekerja dengan Michael Robison, berkeliling Indonesia dan berhasil mengumpulkan lebih dari $5 juta untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat termasuk proyek konservasi kehutanan berbasis karbon (REDD+). Proyek energi terbarukan itu menangani sampai 250.000 hektare hutan dan agroforestri memanfaatkan lahan terdegradasi. Tobias juga menjabat sebagai penasihat kebijakan lingkungan untuk Gubernur Provinsi Papua serta Satgas Iklim & Hutan Gubernur Papua hingga 2011.


Pada tahun 2010 Tobias mencicipi buah kakao segar untuk pertama kalinya. Bersama Michael Robison, ia berinvestasi dalam mesin skala kecil untuk melihat apakah mungkin membuat cokelat berkualitas tinggi di tempat kakao ditanam. Akibat krisis keuangan dan ketidakpastian kebijakan iklim pada tahun 2011, Tobias memutuskan untuk menjadikan cokelat sebagai usaha barunya. Bersama Michael, ia membangun pabrik pertama di Bali. Namanya Pod Chocolate, pembuat cokelat bean-to-bar premium pertama di Indonesia yang kemudian melakukan rebranding pada tahun 2022 sebagai Junglegold.

Tobias memiliki pengalaman bisnis selama dua dekade di Indonesia dan sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Setelah 10 tahun memproduksi cokelat, ia memiliki pemahaman yang komprehensif tentang proses pembuatan cokelat dari biji hingga batangan, ahli dalam pengembangan resep, dan memiliki hasrat untuk merancang pembuatan cokelat batang yang lezat dengan tampilan indah. Keahlian kewirausahaannya mencakup keuangan dan manajemen dengan fokus pada pengembangan sistem serta strategi yang mendukung dan mempertahankan pertumbuhan sambil beradaptasi dengan keadaan yang berubah. Tujuannya adalah agar Junglegold menjadi merek cokelat global premium pertama di dunia dari negara penghasil kakao serta menawarkan cara baru bagi semua orang untuk menikmati cokelat yang lezat ini melalui Waralaba Junglegold.

Tobias menikah dengan Inda dan memiliki dua anak remaja. Selain keluarga dan cokelat, Tobias menyukai fotografi, kamera vintage, membaca, berenang, dan yoga. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang Tobias di www.tobiasgarritt.com.

Selengkapnya

MICHAEL ROBISON

Co-Founder, Junglegold (semula Pod Chocolate)

Selama lebih dari 20 tahun, Michael menginisiasi dan berinvestasi di perusahaan teknologi serta proyek lingkungan termasuk sebagai Pendiri dan Direktur “Climate Friendly” (www.climatefriendly.com). Sebuah usaha untuk menetralkan efek rumah kaca dan mengembangkan perkebunan berkelanjutan yang sangat terkenal di Australia (www.emeraldvalleyvilla.com). Michael menjual perkebunan itu pada 2010 lalu pindah ke Asia. Bersama Tobias, ia terlibat dalam konservasi, pembangunan berkelanjutan, dan energi terbarukan di Indonesia. Bersama Tobias pula selama lebih dari satu dekade berinvestasi dan mengembangkan Junglegold.

IDA BAGUS NAMARUPA (GUSDE)

Direktur, PT Bali Coklat (Junglegold Bali)

Gusde telah berkecimpung di Junglegold (sebelumnya Pod Chocolate) sejak awal. Dia menjadi Direktur sekaligus pemegang saham perusahaan pada tahun 2016. Selama 24 tahun, Gusde memiliki pengalaman kepemimpinan dalam bisnis pariwisata. Pengalaman luasnya diperkuat oleh pengetahuan yang amat detail tentang budaya dan keunikan Bali. Gusde, ahli dalam mengarahkan penjualan domestik dan kegiatan edu-wisata Junglegold. Dia juga yang mengurus perizinan dan kepatuhan perusahaan, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pusat. Jaringan luas dengan berbagai kalangan mendukung tugas-tugasnya tersebut. Gusde yang sudah punya tiga anak ini adalah seorang pecinta alam yang hobi berlari terutama di gunung dan hutan. Dia juga Koordinator Bali untuk 'Gerakan Relawan Kemanusiaan' yang ikut serta dalam memimpin pemulihan Bali dari Pandemi Covid-19.

INDA TRIMAFO YUDHA

Komisaris, PT Bali Coklat (Junglegold Bali)

Inda berasal dari salah satu keluarga kerajaan terkemuka Bali, cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, yang diabadikan sebagai nama bandar udara di Denpasar Bali. Inda merupakan perempuan pertama yang menjadi Ketua Umum JCI (Junior Chamber Indonesia) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) cabang Bali. Ia berhasil membangun bisnis keluarganya sebelum fokus pada karier politiknya pada tahun 2019. Inda saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Badung. Inda bertemu Tobias saat belajar di Australia pada tahun 1997, lalu menikah dan memiliki dua anak remaja.

Suratto Siswodihardjo

Komisaris, PT Bali Coklat (Junglegold Bali)

Suratto adalah pensiunan bintang satu TNI Angkatan Udara. Ia pernah memegang posisi dewan komisaris beberapa BUMN seperti Angkasa Pura I & II. Pak Suratto pernah menjadi anggota Komisaris PT Pelindo IV. Pak Suratto punya semangat besar dalam bidang filantropi, terutama membantu masyarakat kurang mampu di sekitarnya. Dia mendirikan sebuah yayasan yang bergerak di bidang kesehatan (Klinik Rumah Sehat Cikeas), pendidikan (Sekolah Alam Cikeas), dan Rumah Peduli Anak TKI (RPATKI), serta Istana Anak Yatim. Ia aktif merenovasi rumah tak layak huni dan memberi makan gratis untuk masyarakat tak mampu.

KARIR

Posisi yang kami cari tercantum di sini dan di halaman LinkedIn kami. Jika posisi yang Anda kuasai tidak ada dalam daftar namun Anda merasa dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan, silakan lengkapi aplikasi di bawah ini:





    Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan Kebijakan Privasi Google serta Persyaratan Layanan berlaku.